Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]

Wednesday, October 31, 2018

Nyesek! Guru Ungkap Curhat Pramugari Lion Air Alfiani Sehari sebelum Tragedi...


Beritaterheboh.com - Alfiani Hidayatul Solikah, salah satu pramugari yang berada di pesawat Lion Air JT 610, merupakan alumni SMAN 1 Dolopo, Madiun.

Selasa (30/10) guru dan SMAN 1 Dolopo menggelar salat gaib untuk mendoakan keluarga dan gadis asal Desa Mojorejo, Kebonsari, itu.

Doa juga dikirimkan untuk seluruh korban pesawat yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) lalu.

“Semoga keluarga diberi ketabahan,” kata Wakil Kepala SMAN 1 Dolopo Bidang Kesiswaan Asrori.

Alfi, sapaan Alfiani Hidayatul Solikah, tiga tahun menimba ilmu di Smando (SMAN 1 Dolopo). Ia mulai masuk sekolah pada tahun ajaran 2014/2015.

Sosoknya yang aktif di kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) dan prestasi akademik yang lumayan, membuat sejumlah guru merasakan kehilangan.

Mereka kaget ketika mengetahui gadis yang baru lulus tahun lalu itu menjadi salah satu korbannya. “Alfi anaknya ulet sekali,” ujarnya.

Asrori mengenang kala Alfi tergabung dalam ekskul rohani Islam (rohis). Dia sendiri yang membimbingnya. Anak semata wayang pasangan suami istri (pasutri) Slamet-Kartini itu juga ikut ekskul petugas pelaksana upacara (PPU).


Tidak hanya di lingkup sekolahan, Alfi juga aktif di kegiatan luar. Salah satunya dalam saka bhayangkara Polres Madiun.

“Beberapa bulan lalu datang ke sekolah, sosialisasi tentang pendidikan pramugari kampusnya bersama alumni seangkatan lainnya,” ungkapnya.

Kasyim Kustiyono, wali Alfi di kelas XII IPA 2 ikut terkejut ketika membaca nama lengkap Alfi dalam manifest penumpang Lion Air JT 610, Senin (29/10).


Ejaan nama yang menjadi korban itu sama persis dengan nama siswanya yang baru lulus tahun lalu. Rasa penasarannya semakin menguat ketika status korbannya sebagai pramugari.

Kepastian bila Alfi adalah siswanya setelah ada respons Rindang Wahyu Wijayanti, wali kelas X dulu. “Kami berkomunikasi di grup WhatsApp,” ujarnya kepada Radar Mejayan (Jawa Pos Group/Pojoksatu.id).


Kasyim langsung ngeh karena Alfi tergolong siswa yang menonjol dibandingkan lainnya. Cantik, rajin, pintar dan selama dua semester selalu rangking satu.

Menurutnya, kepribadian gadis yang melanjutkan D-1 pramugari di Jogjakarta itu sangat kalem. Meski begitu bisa bergaul dan akrab dengan teman-temannya.

“Alfi termasuk siswa kesayangan. Sampai sekarang, merasa kalau dia masih bersekolah di sini,” urai guru bahasa Indonesia itu.

Rindang termasuk guru yang cukup terpukul. Guru bahasa Inggris itu sangat dekat dengan Alfi. Baik ketika masih bersekolah atau lulus. Dia salah satu pendidik yang berperan besar hingga membuat Alfi jago bahasa Inggris.

Hingga kerap ditunjuk sebagai perwakilan sekolah dalam lomba debat. Sosok Rindang juga sempat dijadikan panutan Alfi.

Rindang masih sering berbincang setelah Alfi lulus lewat pesan WhatsApp. Obrolannya sekadar memberi kabar dan menceritakan ketika berada di suatu tempat yang baru.

Namun, dalam beberapa hari terakhir, pesan yang dikirimkan lebih mengarah ke keluhan. Salah satunya pesan yang dikirimkan Minggu (28/10) sore, sehari sebelum musibah terjadi.

Pesan-pesan itu bernada galau. Yakni, menyadari bekerja, menjalani hidup, hingga bahagia tidaklah mudah.

“Juga, terkadang di balik senyuman ada kesedihan,” kata Rindang membacakan pesan Alfi yang ditulis dalam bahasa Inggris.



Pesan lainnya adalah butuh kebahagiaan, ingin kebebasan, dan tidak meyukai tekanan. Rindang pun merespons dengan memberikan dukungan dan penuturan. Apa yang dipilih harus dijalani dan dinikmati.

“Saya sampaikan bila dua hal itu sudah dimilikinya,” ujarnya dengan tatapan kosong.

Rindang mengatakan setelah itu obrolan berhenti. Namun, dia masih memantau status-status yang dibuat Senin pagi pukul 02.50. Alfi memasang foto travel bag dengan keterangan “yuk berangkat”.

Siangnya ketika mengajar, dia memperoleh informasi di grup guru sekolahnya bila ada alumni yang menjadi korban jatuhnya Lion Air.

Seketika dia mencoba menelepon untuk memastikan bila pramugari yang dimaksud bukan Alfi. Namun, berulang kali dihubungi, panggilan selalu dialihkan.

“Pesan WhatsApp hanya centang tidak berbalas,” ujarnya sambil menyebut sebelum akhirnya salah seorang keluarga Alfi mengabari atas musibah itu.

Rindang merasa kehilangan. Alfi sering bilang kangen dan ingin bertemu, namun sejak lulus sekolah, keinginan itu belum terwujud.

“Saya tidak sempat bertemu ketika dia datang ke sini untuk sosialiasi sekolah pramugari,” tandasnya.

(cor/fin/pojoksatu.id)

from Berita Heboh https://ift.tt/2SAW0Xk
via IFTTT
Share:

Breaking News! Black Box Lion Air JT610 Ditemukan!


Beritaterheboh.com -  Black box Lion Air JT610 ditemukan. Black box sudah diangkat di Kapal Baruna Jaya I.

Black box ditemukan dalam penyelaman di koordinat sinyal black box terdeteksi. Kapal Baruna Jaya I lego jangkar untuk fokus pencarian.

Penemuan ini dikonfirmasi oleh penyelam TNI AL Sertu Hendra. "Kami ikuti alat, kami kecilkan areanya lalu pada tempat yang alatnya menimbulkan bunyi sensitif kami gali lagi dan ternyata kami mendapatkan black box," ujarnya, Kamis (1/11/2018).


Baca juga: 858 Personel Gabungan Cari Badan dan Black Box Lion JT 610



Pada Rabu (31/10) koordinator sinyal black box tertangkap transponder USBL berada pada koordinat S 05 48 48.051 - E 107 07 37.622 dan koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.393.

Pencarian black box dilakukan juga dengan menurunkan ROV dari Kapal Riset Baruna Jaya I. ROV pada pagi tadi sudah menangkap gambar serpihan pesawat dan kain syal milik penumpang di dasar laut. Petugas juga membawa ping locator untuk menangkap sinyal yang dipancarkan black box.

Pencarian black box ini sempat terkendala dengan arus kencang di bawah laut. Sebelumnya diperkirakan black box berada pada kedalaman sekitar 32 meter. 

Sedangkan dari identifikasi korban, tim forensik Polri sudah memeriksa 48 kantong jenazah yang berisi body part. Satu jenazah teridentifikasi bernama Jannatun Cintya Dewi.


Identifikasi dilakukan salah satunya dengan pencocokan sidik jari dengan data e-KTP. Ada 13 titik persamaan pada pencocokan sidik jari.

Terkait kecelakaan Lion Air, Direktur Teknik Lion Air dibebastugaskan. Pembebastugasan dilakukan hingga pemeriksaan jatuhnya Lion Air selesai. Selain direktur, staf teknik yang merekomendasikan penerbangan pesawat PK-LQP juga dibebastugaskan.

Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10). Pesawat nahas itu membawa penumpang dan kru sebanyak 189 orang.(detik.com)



from Berita Heboh https://ift.tt/2P2qJhN
via IFTTT
Share:

Nyesek! Sebelum Jadi Korban Lion Air JT 610, Pramugari Training Tia Sempat Ngeluh Tak Digaji 7 Bulan


Beritaterheboh.com -  Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang Senin (29/10/2018).

Banyak orang berduka atas tragedi jatuhnya pesawat yang membawa 189 nyawa termasuk kru Lion Air JT 610.

Salah satunya Youtubers Shely Che yang berduka karena sahabatnya menjadi salah satu kru Lion Air JT 610 yang jatuh.

Sahabat Shely Che bernama Trianingsih Putri Van Ende yang akrab disapa Tia.


Tia adalah salah satu pramugari training Lion Air. Ketika kejadian namanya tidak tercantum dalam daftar pramugari atau kru karena statusnya yang masih training.

"Dia (Tia) itu masih karyawan training, dia masih baru gabung Lion Air dan masih belum jadi kru, makanya dia belum masuk list kru pesawat. Karena dia masih training dan dia duduk di sebelah karyawan training lainnya ada 3 orang," kata Shely Che.


Awalnya Shely Che terkejut ketika mendengar kabar ada pesawat Lion Air jatuh di perairan Karawang.

Shely tak mengira sahabatnya adalah salah satu orang yang berada di pesawat Lion Air JT 610 penerbangan Jakarta - Pangkal Pinang pagi itu.

Ia pun segera mengirim pesan ke WhatsApp temannya untuk menanyakan pesawat Lion Air yang jatuh.

Saat itu Shely mengirim pesan kepada Tia pukul 09.53 WIB tapi tidak mendapat balasan dan masih bertanda centang satu.

Pukul 12.45 WIB Shely kembali mengirim pesan ke temannya dan statusnya masih centang satu.

Perasaannya pun langsung campur aduk. Shely sedih dan tak menyangka sahabatnya akan menjadi korban jatuhnya Lion Air JT 610.

Tiga hari sebelum peristiwa naas itu, Shely Che mengaku sempat bertemu sahabatnya, Tia.


Pada Jumat (26/10/2018), Shely Che bertemu dengan sahabatnya yang merupakan pramugari training Lion Air itu.

Saat itu Shely Che mengatakan nyaris tak bisa bertemu sahabatnya karena padatnya jadwal mereka.

Lalu ia teringat ada sikap sahabatnya yang memang terlihat berbeda dari biasanya ketika pertemuan terakhir kali.

Shely mengatakan kalau Tia selama ini tak pernah memaksakan keadaan jika tidak bisa bertemu.

Tetapi, tiga hari sebelum kejadian naas itu Tia terdengar lebih memaksakan diri ingin bertemu Shely Che.

"Tapi di situ (hari itu) ngga tahu kenapa Tia biasanya ngga pernah maksain keadaan, kalau ngga sempat (ketemu) yaudah kita re-schedule.

Tapi di situ Tia ngotot banget pengen ketemu aku, dia bilang 'aku masih bisa sama kamu sampai jam 11, aku udah pesan grab' segala macamnya dan dia pengen banget ketemu aku jadi aku tungguin," ujar Shely Che.

Pada pertemuan terakhirnya itu Shely Che mendengar banyak cerita dan keluh kesah temannya menjadi pramugari training di Lion Air.

Salah satunya, Tia, teman Shely mengeluhkan dirinya tak mendapat gaji selama 7 bulan training di Lion Air.


"Dia mengeluhkan beberapa hal, termasuk selama 7 bulan training dia ngga digaji sama sekali, ya mungkin karena masih training jadi belum digaji. Tapi transportasi dan makan pun tidak ditanggung," katanya.

Shely Che pun mengatakan sesungguhnya Tia sudah tidak kuat menjalani hidupnya sebagai pramugari training di Lion Air.

Tia sempat berkeluh kesah dan meminta pendapat ingin berhenti training pramugari Lion Air.

Tak hanya soal gaji, Tia juga mengeluhkan senioritas pramugari di masakapai Lion Air ini.

"Dia sempat bilang ke aku, dia sudah ngga kuat, 'Shely aku pusing keuangan aku keganggu dan aku belum jelas kapan dapat sertifikat pramugarinya' dan katanya senior di sana galak-galak," lanjutnya.


Shely pun menceritakan kalau temannya sempat diminta kembali pulang dan batal terbang karena memakai syal.

Padahal sahabat Shely Che itu memakai syal di basecamp pramugari Lion Air.

"Dia pernah disuruh pulang, ngga jadi flight gara-gara cuma pakai syal di basecamp, ya cuma di basecamp, ngga di airport atau perjalanan ke airport.

Cuman di basecamp karena dia kedinginan dan itu jam tiga pagi dan dia pakai syal terus seniornya marah katanya ngga boleh dan dia ngga jadi terbang saat itu," sambungnya.

Shely Che mengatakan kalau sahabatnya terlihat tertekan tapi ia selalu berusaha mendukung jerih payah Tia yang sudah lama ingin menjadi pramugari.

Sampai suatu ketika Tia mengabarkan pada Shely kalau dirinya menderita satu penyakit yang membuatnya ragu melanjutkan keinginannya menjadi pramugari.

Tia pramugari training Lion Air itu menderita vertigo dan ia menilai dirinya tak cocok menjadi pramugari.

Shely pun selalu berusaha meyakinkan sahabatnya untuk tidak menyerah mengejar mimpinya.

Namun peristiwa jatuhnya Lion Air JT 610 ini membuat Shely menyesal.

Jika waktu diputar kembali ia ingin meminta sahabatnya berhenti menjadi pramugari.

Sayangnya, semua peristiwa naas sudah terjadi dan Shely hanya bisa mendoakan serta meminta maaf atas nama sahabatnya jika ada kesalahan.(Nakita.id)
 

from Berita Heboh https://ift.tt/2yMIbN7
via IFTTT
Share:

Terungkap! Praktik Terselubung Gaji Pilot dan Pramugari Lion Air JT 610 Cuma Rp 3,7 Juta?


Beritaterheboh.com - Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Agus Susanto mengungkapkan, Lion Air telah menyerahkan data gaji pilot, kopilot, dan 6 awak pramugari pesawat nahas JT 610 yang terjatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (20/10) awal pekan ini.

Agus menuturkan, gaji Pilot Bhavye Suneja adalah Rp 3,7 juta per bulan. Sementara Kopilot Harvino bergaji Rp 20 juta per bulan.


Sementara keenam pramugari masing-masing menerima antara Rp 3,7 juta dan Rp 3,9 juta per bulan.

"(Gaji) sebesar Rp 3,7 juta pilot. Kopilotnya Rp 20 juta. Itu data yang sudah tercatat. Kemudian gaji pramugari sebesar Rp 3,6 juta, dan ada juga Rp 3,9 juta," ujar Agus di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (31/10/2018).

Agus mengatakan, gaji pilot, kopilot dan pramugari tersebut merupakan upah yang dilaporkan Lion Air kepada BPJS Ketenagakerjaan.

"Tentunya kami bertanya, kenapa sih, masak gajinya segitu. Padahal, gaji adalah dasar kami memberikan uang manfaat,” kata dia.

Jika ditotal berdasarkan besaran gaji pilot ataupun pramugari Lion Air, premi asuransi ketenagakerjaan yang didapat sangat kecil, yakni sekitar Rp 177 juta.

"Sangat kecil premi yang akan kami bayarkan. Kenapa? karena upah yang dilaporkan ke kami kecil," tukasnya.

Agus menuturkan, praktik perusahaan memperkecil nilai gaji karyawannya untuk disetor ke BPJS Ketenagakerjaan adalah lumrah terjadi.


Ia menuturkan, banyak perusahaan yang memainkan nominal gaji karyawan untuk dilaporkan ke BPJS, bertujuan untuk menekan beban keuangan perusahaan.

"Mungkin mereka (perusahaan) menganggap menjadi beban keuangan bagi perusahaan tersebut. Yang membayar premi kan perusahaan. Jadi perusahaan bayar preminya tiap bulan, kalau laporan gajinya besar, iuran bulanan juga besar ke BPJS,”jelasnya.

Lebih lanjut Agus menambahkan, pihaknya sudah meminta manajemen Lion Air untuk memperbaiki data perihal upah yang diterima setiap karyawan.

"Mereka (Lion Air) akan memenuhi, menyesuaikan secara bertahap. Jadi gajinya mungkin Rp 3 juta, kemudian Rp 5 juta, secara bertahap (diperbaiki). Tapi belum (selesai) proses penyesuaian sudah terjadi kecelakaan," tandasnya.(suara.com)

from Berita Heboh https://ift.tt/2Okezfb
via IFTTT
Share:

Fakta Memilukan Jasad Pertama Penumpang Lion yang Teridentifikasi Jannatun Cintya Dewi, Akun Medsosnya Dipenuhi Doa


Beritaterheboh.com - Setelah bisa diidentifikasi, jenazah penumpang pesawat Lion Air JT 610 atas nama Jannatun Cintya Dewi, diserahkan secara simbolis oleh pihak Rumah Sakit Polri Kramatjati kepada keluarga pada Rabu (31/10/2018) malam.

Pesawat itu, dengan 181 penumpang dan 8 awaknya, jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin lalu dalam penerbangan dari Cengkareng menuju Pangkalpinang.

Hingga Rabu malam (31/10/2018), sebanyak 53 kantung jenazah dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk identifikasi.

Sanak keluarga korban banyak yang menunggu ke Posko Basarnas di Tanjung Priok, Jakarta untuk melihat barang-barang yang dikumpulkan.

Namun pihak Basarnas menyatakan barang-barang yang dikumpulkan akan diserahkan dan bahwa sanak keluarga tak perlu datang ke posko di pelabuhan.

RS Polri Kramat Jati yang diwakili Kepala RS itu Kombes Pol Musyafak menyerahkan surat kematian kepada Direktur Angkasa Aviasi Service Lion Air, Wisnu.


Selanjutnya, pihak Lion Air menyerahkan surat kematian itu kepada pihak keluarga, yaitu ayah korban, Bambang Supriyadi.

"Pada malam hari ini kami laksanakan penyerahan jenazah atas nama Jannatun Cintya Dewi yang mana sore tadi sudah teridentifikasi oleh Tim DVI Polri. Secara simbolis kami serahkan surat-surat yang harus diserahkan ke pihak keluarga," kata Musyafak, di Instalasi Kedokteran Forensi, RS Polri, Jakarta Timur, Rabu.

Ia menyebutkan, berdasarkan rencana, jenazah korban akan diterbangkan ke Sidoarjo, Jawa Timur, pada Kamis besok pukul 05.00 WIB.

"Rencananya nanti atau besok pagi pukul 05.00 WIB akan diterbangkan ke Sidoarjo dan pukul 02.00 WIB di antar ke bandara," ujar dia.

Penyerahan surat kematian berlangsung dalam suasana haru. Ayah Jannatun tampak meneteskan air mana sesaat setelah menerima surat kematian tersebut.

Dikenali dari cincin

Kepala Pusat Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System) RS Polri Kramat Jati, Hudi Suryanto, mengatakan identitas korban diketahui berdasarkan sidik jari tangan kanan dan properti yang dikenakan yakni cincin emas di jari tengah.

Kata dia, saat diautopsi bagian tubuh korban yang masih utuh dan dalam kondisi baik hanya tangan kanan yang menyambung dengan bagian dada dan perut.

"Dari lima jari itu, bagian telunjuk yang sangat baik bentuknya. Demikian juga kelingking kanan relatif baik. Selanjutnya sidik jari dibandingkan dengan sebelah kiri di ijazah korban dan dari e-KTP," jelas Hudi saat jumpa pers di RS Polri, Jakarta, Rabu (31/10/2018).

Dalam proses identifikasi ini, kata Hudi, pihaknya berupaya mencocokkan sidik jari korban dengan data yang ada di e-KTP. Dari situ, ditemukan 13 titik kesamaan.

Jenazah korban telah dibawa keluarga ke Sidoarjo, Jawa Timur.

Janntun Sintia Dewi tercatat sebagai warga Dusun Prumbon, Sukodono, Jawa Timur. Kini status dari Jannatun Sintia Dewi merupakan pelajar dan belum menikah.

"Sepertinya anak ketiga," kata Hudi Suryanto.

Jannatun Sintia Dewi merupakan anak dari pasangan Surkiem dan Bambang Supriadi.

"Kami sudah bertemu dan KK ini betul. Inilah keyakinan kami. Satu sejuta orang tidak satupun sidik jarinya sama. Sudah teruji secara internasional kami meyakinkan identitas itu adalah benar," tutup Hudi.

Proses identifikasi korban

Sementara itu Kepala Bidang DVI Mabes Polri, Lisda Cancer, mengatakan proses identifikasi berlangsung hampir dua jam.

"Cukup lama karena harus hati-hati. Jadi kronologinya ada dua bodyparts kita duga sama. Tadi postmortem paparan dulu apa yang ada di jenazah. Setelah itu antemortem cerita apa yang didapat dari keluarga. Lalu dicocokkan. Dilempar ke para ahli, apakah setuju?" ujar Lisda kepada BBC News Indonesia.

"Setelah setuju lalu ketok palu bahwa secara ilmiah telah teridentifikasi. Jadi yang bikin lama adalah pembuktiannya," sambungnya.

Kemudian keluarga korban dipanggil oleh tim Inafis RS Polri sembari menunjukkan foto temuan tim forensik. Bersamaan dengan itu pula, RS Polri memanggil psikolog untuk mendampingi.

"Keluarga hanya lihat foto saja karena takut tidak kuat. Tidak siap. Jadi lihat fotonya saja dari properti cincin di jari tengah kanan."

Keluarga Jannatun pun setuju identitas kerabat mereka dipublikasikan ke media.

Pemulangan jenazah yang tak utuh

Jenazah Jannatun Cintya Dewi dipulangkan dalam kondisi tak seutuhnya. Tapi keputusan tersebut, berdasarkan kesepakatan keluarga.

Tapi muncul pertanyaan, bagaimana jika bagian tubuh yang lain diketemukan suatu saat? Kepala Bidang DVI Mabes Polri, Lisda Cancer, menjelaskan hal itu akan tetap disampaikan kepada keluarga.

"Jadi proses tetap jalan. Barang kali besok ketemu kakinya kan nggak tahu ternyata milik Jannatun," imbuhnya.

Namun idealnya, kata Lisda, proses pemulangan jenazah sebaiknya menunggu anggota tubuh lengkap. Dan itu bisa dilakukan asalkan pihak keluarga sabar menunggu.

"Idealnya begitu tapi kan kita tidak tahu apakah akan lengkap? Kan kita nggak tahu kapan lengkapnya?"

Black Box terdeteksi

Tim gabungan SAR menyatakan telah menangkap sinyal yang disebut terkait dengan keberadaan black box atau kotak hitam dari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

"Kita sudah menemukan ping locator bagian black box (kotak hitam di pesawat Lion Air), kita sudah mendengarkan bunyi tit, tit, tit... Suara itu terdengar," kata Kepala Basarnas, Marsekal Madya M Syaugi, dalam jumpa pers, Rabu (31/10/2018) malam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Syaugi menggelar jumpa pers bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

"Kami berdua mendengarkan suara itu," kata Syaugi.

"Cuma secara visual belum lihat, karena arus cukup deras," tambah Syaugi.

Lima hal penting tentang kotak hitam

Rencananya, jika arusnya tidak deras, upaya menemukan kotak hitam dan bangkai pesawat Lion Air akan dilanjutkan malam ini.

"Selama 24 jam, kita lakukan operasi ini, selama arus di bawah memungkian kita untuk menyelam," ujarnya.

kotak hitam

Menurutnya, suara itu bersumber dari puing-puing berukuran besar yang diyakini bangkai pesawat Lion Air.

"Jadi kita menginginkan kalau ada main body (badan pesawat), kita berharap masih ada, korban-korban di situ, ya, kita angkat," tegas Syaugi

Syaugi menjelaskan lokasi temuan "puing-puing besar" itu dari koordinat lost contact pesawat. "Arahnya barat Laut, jaraknya kurang-lebih 400 meter dari koordinat itu."

Selain menemukan sinyal itu, tim penyelam juga menemukan barang-barang yang diduga milik penumpang di dasar laut.

"Apakah itu celana, baju atau life jacket," ungkapnya.

Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan arus yang kuat menyulitkan menurunkan Remote Operated Underwater Vehicle (ROV), alat untuk mendeteksi barang-barang dari pesawat di dasar laut.

"Indikasi black box di satu titik sudah jelas, arena arus sangat kuat, sehingga kapal tak bisa lepas jangkar untuk menurunkan ROV, kemungkinan lokasi sudah ditemukan, sehingga badan pesawat yang lebih besar juga bisa ditemukan, sehingga korban juga bisa ditemukan," kata Hadi.

Kendala yang dihadapi tim pencari adalah arus bawah, dan jarak pandang yang terbatas di dasar laut. Majalah pesawat yang ditemukan, merupakan petunjuk bahwa kemungkinan badan pesawat yang lebih besar bisa ditemukan.

Tim lakukan pencarian selama 24 jam setiap hari dan Kamis (01/11), fokus pencarian adalah kotak hitam.

Akun Medsos Dipenuhi Doa


Akun media sosial yang diduga milik Jannatun Cintya Dewi Ini terakhir kali membagikan postingan event konser Ed Sheeran pada 2017. Sementara akun IG diprivate.

Beberapa netter yang diduga mengenali Jannatun Cintya pun juga memberikan doa untuk almarhum.



"Ya Allah mba Jona, semoga amal ibadah diterima disisi Allah, Innailaihi wa innailaihi rojiun,"

"smoga amal ibadah almarhumah diterima Allah SWT.. diampuni segala dosa.. diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT.. Al-Fatihah,"

" Semoga khusnul khotimah..dan ditempatkan ditempat yg mulia di sisi Allah SWT,"

"Barusan sdh terindentifikasi sbg korban Lion Air 610. Smga husnul khotimah....dan klrga bsa tabah dan ikhlas,"

"Turut berduka cita yang mendalam Semoga keluarga diberi ketabahan. Amin."




from Berita Heboh https://ift.tt/2P0xOzj
via IFTTT
Share:

Sebagian Badan Pesawat Lion Air JT 610 Mulai Ditemukan, Ini Videonya!


Beritaterheboh.com - Sebagian badan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang ditemukan pada kedalaman 32,5 meter.

Penemuan puing badan pesawat ini disiarkan langsung televisi swasta.

Dari rekaman video tersebut, terlihat puing dan bongkahan besar pesawat dari yang berukuran kecil hingga besar.

Selain itu, ada pula kartu identitas sejumlah korban dan bagian ekor pesawat.

Sebagian badan pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan itu ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB.

Badan pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan pada penyelaman keenam.

Badan pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan pada jarak 40 kilometer dari lokasi berangkat tim penyelam di Marunda.

Lokasi badan pesawat Lion Air JT 610 yang ditemukan itu sesuai area yang sudah ditetapkan Basarnas, yakni dalam radius sekita 15 mil laut.

Videonya KLIK DISINI

Sinyal Kuat Black Box dan Ceceran Barang Lion Air di Dasar Laut

Sinyal kuat dari black box Lion Air JT610 tertangkap alat canggih yang dikerahkan dalam pencarian. Penanda ini membuat fokus pencarian black box dan badan pesawat difokuskan satu titik.

Koordinator sinyal black box yang tertangkap transponder USBL berada pada koordinat S 05 48 48.051 - E 107 07 37.622 dan pada koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.393.

"Ketemunya di koordinat lost contact pesawat. Arahnya barat laut, jaraknya kurang lebih 400 meter dari koordinat itu," kata Kabasarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi dalam jumpa pers di posko utama evakuasi Lion Air di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (30/10/2018). 





Di dasar laut lokasi penyisiran koordinat sinyal black box, ditemukan sejumlah properti pesawat Lion Air termasuk barang-barang diduga milik penumpang Lion Air. 

"Kita sudah bisa melihat dan menemukan hal-hal yang berkaitan dengan barang-barang penumpang. Apakah itu tadi life jacket, celana, baju. Ada lain-lain. Banyak tadi, kita lihat di dasar laut," sambung Syaugi. 

Barang-barang tersebut termonitor alat canggih ROV yang dibawa Kapal Riset Baruna Jaya I BPPT. Tapi black box belum tervisualisasikan. Arus kencang di dasar laut jadi kendala dalam pencarian black box yang diperkirakan berada di kedalaman 32 meter. 




Soal temuan ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga menyaksikan lewat monitor di Kapal Baruna Jaya I. Selain life jacket, terlihat kursi pesawat juga baju. 

"Termasuk majalah, dan ketika didekatkan ROV itu majalahnya terbuka. Artinya majalah itu baru saja berada di tempat itu, jadi majalah, baju banyak tercecer di dasar laut. Saya yakin dengan kondisi seperti itu body pesawat ada di sekitar itu," papar Hadi.

Pun dengan deteksi sinyal black box. Ada dua suara yang dipancarkan sinyal dan tertangkap transponder USBL Kapal Baruna Jaya I.

"Kita menemukan suara ping dari black box. Black box ada 2, jadi bunyi pingnya ada 2, saya dengarkan langsung dengan Kabasarnas. Bunyi ping, ping, yang satu jelas, yang satu kecil. Itu adalah bagian black box, mungkin yang satunya tertutup dengan pasir dan sebagainya. Tapi yang jelas suara itu ada, sifatnya semakin dekat semakin kencang," papar Hadi. 



Temuan ini jadi dasar tindaklanjut. Selain memfokuskan pencarian pada lokasi sinyal black box, akan disiapkan juga crane pinjaman dari Kementerian ESDM untuk pengangkatan badan pesawat setelah ditemukan. 

"Saya sudah mendapatkan izin Menteri ESDM supaya kita bisa mendapatkan crane supaya bisa angkat body pesawat itu dengan berat hampir lebih dari 80 ton, bisa sampai 100 ton," kata Hadi.

Sementara dari proses identifikasi korban Lion Air yang jatuh pada Senin (29/10), tim forensik RS Polri sudah memeriksa 48 kantong jenazah yang berisi body part. Satu jenazah teridentifikasi Jannatun bernama Cintya Dewi. 



Identifikasi dilakukan salah satunya dengan pencocokan sidik jari. Sidik jari itu dicocokan dengan data e-KTP.

"Di jenazah ini kita menemukan 13 titik persamaan sehingga dapat kami yakini bahwa ini adalah identitas yang bersangkutan dan identik. Artinya, sidik jari yang ada di mayat dengan sidik jari yang ada di e-KTP sudah sama," ujar Kapus Inafis Bareskrim Polri Brigjen Hudi Suryanto dalam jumpa pers di RS Polri.(detik.com/Tribunnews.com)


from Berita Heboh https://ift.tt/2yEhytN
via IFTTT
Share:

Menohok! Puji Jokowi di Diskusi Anak Muda, Gustika Hatta Sindir Pedas Prabowo-Sandi


Beritaterheboh.com - Cucu Bung Hatta, Gustika Fardani Jusuf-Hatta, menilai Presiden Joko Widodo seorang yang tulus karena kerjanya untuk Indonesia selama 4 tahun ini. Apa alasannya?

Pernyataan ini bermula karena Gustika diberi pertanyaan oleh peserta diskusi mengenai pemilih milenial yang lebih condong ke Sandiaga Uno karena ketampanan dan kemapanannya sehingga bingung cara mempromosikan Jokowi di mata milenial.

Kemudian Gustika menyebut Jokowi sebagai sosok yang tulus pada pekerjaannya. Dia juga mencontohkan pembangunan yang dilakukan Jokowi di luar Pulau Jawa.



"Kalau dari aku, jadi kalau yang saya lihat dari Pak Jokowi membangun pulau luar Jawa. Jadi Papua dibangun, Kalimantan, Sulawesi. Dan memang Pak Jokowi gagasan banyak nggak stagnan, walaupun ada masalah sana-sini, tapi dari dia sendiri saya lihat ada ketulusan, dan itu kenapa saya lebih condong ke dia," kata Gustika dalam diskusi 'Anak Muda dan Politik Sontoloyo' di Jl HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/10/2018).

Dia juga menilai Jokowi-Ma'ruf Amin lebih pantas untuk Indonesia ke depan dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.



"Nah, bagi saya kan sebagai cucu Bung Hatta, bukan gimana-gimana, tapi sebagai cucu beliau, saya ditanamkan saya nggak boleh kapitalis walaupun saya main di mal segala macam. Tapi melihat nama dua orang di sana, menurut saya tuh nggak pantaslah jadi pemimpin, karena itu (ketampanan) sebenarnya itu legal, sebetulnya, tapi patut dipertanyakan moralitasnya nggak di situ," pungkasnya.(detik.com)



from Berita Heboh https://ift.tt/2OXT7BL
via IFTTT
Share:

Ini Dia Jannatun Dewi, Staf Kementerian ESDM asal Sidoarjo Korban Lion Air JT 610 Yang Sudah Teridentifikasi


Beritaterheboh.com - Seorang staf Kementerian ESDM Jakarta yang tinggal di Sidoarjo, menjadi korban Lion Air JT 610. Saat itu, Jannatun Cintya Dewi (24) warga Desa Suruh RT 1 RW 1 Kecamatan Sukodono, ini naik Lion Air tujuan Jakarta-Pangkal Pinang, mengemban tugas dari kantornya.

Pihak keluarga berharap, anak pertama pasangan Bambang Supriyadi (48) dan Surtiyem (45) selamat dan berkumpul kembali dengan orangtuanya.

"Kakak saya waktu itu sedang menjalankan tugas dari kantornya Kementrinan ESDM di Jakarta," kata Nadzir Ahmad Firdaus (17), adik kandung korbang kepada wartawan di rumah duka, Rabu (31/10/2018).

Nadzir mengaku orangtuanya mengetahui pesawat yang ditumpangi kakaknya jatuh dari berita di televisi, langsung syok dan lemas. Bapak dan ibunya pun ke Jakarta mencari kepastian kabar tersebut.

"Insya Alllah semoga ada keajaiban bahwa kakak Cintya ini masih hidup, tapi kalau umur sudah sampai di situ, kami pihak keluarga sudah terima," tambah Nadzir.

Selama ini, jelas Nadzir, kakaknya dikenal pribadi yang periang dan cerdas. Selain itu mendukung adiknya untuk belajar dengan giat dan tekun.


Nadzir menjelaskan keluarnya terakhir bertemu dengan Cintya 2 minggu lalu. Minggu kemarin, kakaknya tidak pulang. "Biasanya setiap hari libur, kakak selalu pulang ke rumah. Tapi kalau tidak pulang biasanya saya sama kakak sering komunikasi lewat whatsapp. Obrolan kemarin, saya disarankan untuk meningkatkan belajarnya," tambahnya. 

Dia mengakui kakaknya tipe orang cerdas. Sebab, selama menempuh pendidikan Cyntia sering mendapat beasiswa. "Saat masih sekolah SMA 1 Sidoarjo, hanya ditempuh 2 tahun. Saat kuliah juga mendapat beasiswa," kenangnya.

Perkembangan terakhir, Jannatun Dewi adalah korban pertama yang teridentifikasi oleh tim DVI Mabes Polri karena body part nya lumayan baik yakni terdiri dari potongan tubuh bagian sebelah kanan sampai kaki lengkap dengan jari. Hal ini  memudahkan untuk melakukan identifikasi dengan dicocokan juga dari data E-KTP selain dengan data antemortem. (detik.com/beritaterheboh.com)


from Berita Heboh https://ift.tt/2CUr2Ei
via IFTTT
Share:

Sebelum Berangkat, Korban Pesawat Lion Air JT 610 Ini Kirim Video Detik-detik Terakhir Untuk sang Istri


Beritaterheboh.com - Inchy Ayorbaba (33) hanya bisa meratapi nasib suaminya, Paul Ferdinand Ayorbaba (43), yang menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang di perairan Karawang, Jawa Barat. Sebelum suaminya berangkat, Inchy mengaku sempat melarang Paul untuk berangkat dinas ke Bangka Belitung.

Larangan itu terbersit begitu saja di dalam benak Inchy. Ia mengaku beberapa kali melarang Paul berangkat. Menurutnya, saat itu, suaminya memang baru saja pulang dari dinas kerja luar kota.

"Saya memang melarang dia saya bilang enggak usah berangkat dan saya ulang-ulang sehari sebelum berangkat," kata Inchy saat ditemui kumparan di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (31/10).

"Saya bilang, ah, berangkat lagi kan baru pulang dari Banten dan Palembang satu bulan," ujar Inchy.

Inchy mengaku sempat mendapatkan rekaman video dari suaminya saat naik ke pesawat. Padahal selama berpergian, suaminya tak pernah mengirimkan video seperti itu.

"Dia melakukan tur, baru kali ini dia kirim video sebelumnya enggak, padahal sering berpergian. Baru kali ini ke Pangkal Pinang dan baru kali ini rekam video," ujar Inchy.


Inchy berbagi video detik-detik ketika suaminya Paul saat hendak naik Lion Air JT-610. Tak seperti biasanya memang, tapi pagi itu, Paul seperti ingin berbagi sesuatu kepada Inchy.

Paul mengabadikan aktivitasnya di bandara mulai dari berjalan menuju gate keberangkatan, tak hanya itu Paul juga sempat bertanya kepada petugas mengenai pesawat yang dinaikinya dengan rute menuju Pangkal Pinang.

"Ya itu saya dapat dari suami saya sebelum dia naik pesawat, mau naik pesawat dia rekam dan itu dilakukan (merekam sebelum berangkat) baru kali ini," kata Incy saat ditemui di RS Polri, Rabu (31/10).

Hingga saat ini, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri telah menerima 48 kantong jenazah. Sudah ada 17 jenazah korban yang teridentifikasi namun belum diumumkan.

Pesawat Lion Air JT-610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di Ujung Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10), sekitar pukul 06.20 WIB. Sesuai jadwal, pesawat itu tiba di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang pada pukul 07.20 WIB. Namun baru terbang sekitar 13 menit atau pada pukul 06.33, pesawat itu dinyatakan hilang kontak.

Pesawat berjenis Boeing 737 MAX 8 ini mengangkut 181 penumpang dan 8 awak pesawat. Pesawat ini diketahui baru beroperasi sekitar 2 bulan. (kumparan.com)



from Berita Heboh https://ift.tt/2AC0ohC
via IFTTT
Share:

Cerita Saksi Mata Detik-detik Lion Air JT610 Jatuh Disertai Ledakan. Ngeri!


Beritaterheboh.com - Sebuah kapal laut yang sedang melintas secara jelas menyaksikan saat pesawat Lion Air JT610 ini jatuh di Tanjung Karawang.

Kapten dan kru kapal laut bernama Kapal AS Jaya 11 ini pun buka suara terkait apa yang mereka lihat pada hari itu terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT610.

Seperti diketahui, hari Senin (29/10/2018) pesawat Lion Air JT610 ini diketahui jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Seorang kapten kapal laut Kapal AS Jaya 11 ini mengaku melihat langsung bagaimana pesawat Lion Air JT610 ini terjun ke perairan tanjung Karawang Jawa Barat.


Saat itu, menurutnya ia dan kru kapal AS Jaya 11 ini sedang melintas dari Kalimantan Tengah menuju Marunda.

"Kami berlayar dari Kalimantan tengah menuju Marunda," ujar Kapten Racmat Slamet, kapten Kapal AS Jaya 11, seperti dikutip TriunnewsBogor.com dari Youtube Talkshow TV One, Rabu (31/10/2018).

Lebih lanjut, sang kapten ini pun menuturkan saat itu kapalnya ini berada sejauh 7-8 mil dari Tanjung Karawang.

"Saya ada di posisi 7-8 mil dari Tanjung Karawang," tambahnya.

Sebagai kapten kapal yang juga nakhoda, Kapten Kapal AS Jaya 11 ini tiba-tiba melihat suatu benda jatuh meluncur dari udara ke arah perairan.

Menurut pengakuannya, benda tersebut terlihat besar dan langsung menembus perairan disertai ledakan yang cukup dahsyat.

Rupanya benda jatuh yang dilihat oleh kapten Kapal AS Jaya 11 ini adalah ekor pesawat Lion Air JT610.

"Kita melihat ada benda jatuh, ada benda putih, dengan garis-garis merah, saya indikasikan ekor pesawat. Benda itu jatuh disertai naiknya air yang tinggi dan disertai ledakan," tambahnya.

Ketika ditanya reporter mengenai badan pesawat, sang kapten ini menegaskan mengaku tak melihatnya.

"Saya tidak melihat badan pesawat, tapi saya hanya melihat ekor pesawat itu sudah proses masuk jatuh ke air," tuturnya.


Jarak lokasi kapal AS Jaya 11 dan jatuhnya pesawat Lion Air JT610 ini sekira 1,8 kilometer, jarak yang cukup dekat untuk bisa menyaksikan semua tragedi tersebut.

"Posisi pesawat sebelah kanan, kira-kira 1,8 kilometer dari kapal," tambah Kapten Racmat Slamet, kapten Kapal AS Jaya 11.

Lanjutnya, kapten ini hanya melihat ledakan namun tak mendengar suara bising pesawat sesaat sebelum Lion Air JT610 ini jatuh.

"Tidak mendengar suara bising pesawat, karena mungkin terhalang suara mesin kapal, tidak mendengar," tuturnya.

Setelah itu, tanpa banyak pertimbangan Kpaten Rachmat Hidayat ini pun lantas menghubungi phak-pihak terkait untuk melaporkan apa yang ia lihat.

"Setelah ledakan, kami mencoba pihak terkait seperti Jakarta radio, Tanjung Priok, jadi kami laporkan terus kami mendekat ke lokasi," akuinya.

Usai melaporkan kejadian tersebut, ia mengerahkan Kapal AS Jaya 11 untuk mendekat ke lokasi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Ternyata, apa yang mereka lihat sungguh mencengangkan.

Banyak serpihan pesawat, barang-barang penumpang mengapung di perairan.

"Di lokasi tersebut ada serpihan pesawat, kursi pesawat, pelampung-pelampung barang-barang milik penumpang, seperti tas," lanjutnya.


Sang kapten Kapal AS Jaya 11 menegaskan saat itu hanya kapal mereka yang ada di klokasi.

"Ya betul, kami kapal pertama yang tiba dan dekat di lokasi, setelah itu baru ada kapal-kapal lain. 30 menit setelah saya menginformasikan lalu ada satu kapal, 1-4 jam baru datang ada 4 kapal," tuturnya.

Selesai meberi laporan, sang kapten dan kru Kapal AS Jaya lants bergegas ke lokasi membantu evakuasi dan mengamankan TKP.

Kapten Rachmat Slamet hanya berharap bantuan mereka dapat menyelamatkan para korban.

"Harapan saya dengan secepatnya pertolongan, saya bisa menyelamatkan sebanyak mungkin, semoga penumpang pesawat ada yang selamat," tambahnya.


Sementara itu, kru Kapal AS Jaya 11 ini juga bersaksi bahwa ia melihat pesawat sudah tenggelam.


"Pas di saat kejadian, saya jaga mesin di bawah, saya langsung naik pesawatnya sudah tenggelam," tutur Lilik Purnama.

Akan tetapi, kru kapal AS Jaya ini tak mendengar deru pesawat Lion Air JT610 sebelum jatuh.

Setelah itu, dengan arahan sang kapten, kru kapalnya pun membantu evakuasi serpihan pesawat dan barang-barang pesawat.

"Pakai leg jaket juga, trus stand by kapal kita menuju lokasi," tambahnya.


Lain halnya dengan Lilik Purnama, kru bernama Alwie melihat jelas bagaimana pesawat lion Air JT610 jatuh ke laut.

Pasalnya ia tengah duduk di luar kapal menatap laut.

"Pesawat langsung nyungsep ke laut, hanya ekornya saja," tutur Alwie.

Ketika ditanya apakah dirinya melihat lalu lalang pesawat Lion Air JT610, Alwi mengaku tak melihatnya.

"gak lihat," ujarnya.

Akan tetapi, ledakan mesin pesawat Lion Air JT610 saat jatuh itu terdengar dahsyat.

"Mesin pesawat terdengar, kayak suara turbo," tandasnya.

Seperti diketahui, pesawat Lion Air JT610 yang jatuh ini membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat.

Pemerintah dari berbagai pihak, melakukan pencarian penuh untuk menemukan korban.

Sejauh ini, menurut laporan Kompas.com, sudah 37 kantong jenazah yang berhasil dikumpulkan tim SAR. (*)

 

from Berita Heboh https://ift.tt/2Dd11Rh
via IFTTT
Share:

Diangkat Ahok Dicopot Anies Usai Sukses Bawa Transjakarta Capai Target 500 Ribu Penumpang


Beritaterheboh.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencopot Budi Kaliwono sebagai Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

Budi bukan orang baru yang berkecimpung di dunia transportasi, meski sebagian besar karier profesionalnya banyak dihabiskan di bagian keuangan.

Sebelum ditunjuk sebagai Dirut Transjakarta, Budi menjabat Wakil Presiden Direktur PT Citra Maharlika Nusantara Corpora yang menjalankan layanan bus dan taksi Cipaganti.

Semasa menjabat gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, memilih Budi sebagai orang nomor satu di PT Transjakarta.

"Saya di Cipaganti itu sejak Juli 2015. Sebelumnya di sebuah dealer di Surabaya. Sebelumnya lagi, saya 22 tahun di financing," ujar Budi setelah serah terima jabatan di Kantor PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (7/1/2016).

Budi menggantikan pejabat sebelumnya, Antonius Kosasih, yang dinilai Ahok telah gagal mengadakan bus.

Oleh karena itu, Budi dituntut untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Alasan Ahok pilih Budi

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersama Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono saat naik bus transjakarta dari Pantai Mutiara ke Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (2/9/2016). Ahok menggunakan transjakarta dengan spesifikasi baru.


Ahok mengungkapkan alasan di balik digantinya Antonius Steve Kosasih dengan Budi Kaliwono.

Menurut dia pergantian kepemimpinan tak lain untuk meningkatkan kinerja PT Transjakarta agar lebih baik, terutama merealisasikan pembelian bus, perbaikan armada, dan sterilisasi jalur bus.

Ahok tertarik dengan rekam jejak Budi menangani Cipaganti, maupun pada perusahaan-perusahan lain sebelumnya. 

Ia mengaku senang dengan jawaban Budi ketika ditawari menjadi Dirut Transjakarta.

"Selalu pertanyaan orang itu kalau bapak nggak jadi gubernur lagi gimana? Kalau ganti gubernur lagi gimana? Ketika ada yang ditawari jadi Dirut. Nah, kalau yang ini enggak," kata Ahok.

"Saya bilang kamu takut enggak kalau aku enggak jadi gubernur lagi? Gak kepilih lagi? Mungkin ganti gubernur gak baik dan enggak suka kamu, kamu kemungkinan diganti?" tanya Ahok saat itu.

"Dia bilang, 'enggak pak, kita mah profesional Pak. Kalau saya kerja baik, enggak mungkin diganti Pak. Trus kalau saya diganti pun, oleh gubernur enggak bener pun, saya kerja di mana pun diterima orang. Karena saya memang profesional. Makanya, saya yang seneng ini,'" kata Ahok menirukan jawaban Budi.

"Kenapa pilihan jatuh kepada Pak Budi, karena ketika Cipaganti itu ada masalah internal, duit, masalah kacau balau, lalu akhirnya Cipaganti diambil alih oleh investor dari luar negeri dan berganti nama perusahaan baru. Nah, investor baru ini memilih dia untuk menangani perusahaannya karena pengalamannya," kata Ahok.

"Logika saya sederhana. Orang asing saja membajak dia, ini berarti dia profesional kerjanya, jadi ngapain aku seleksi? Aku coba bajak aja dia balik," tutur dia pada Kamis (7/1/2016).

Anies bersyukur TransJakarta capai target
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Direktur PT Transjakarta Budi Kaliwono, dan jajaran staf pemerintahan serta petugas Transjakarta, sujud syukur di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2018). 

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Direktur PT Transjakarta Budi Kaliwono, dan jajaran staf  pemerintahan serta petugas Transjakarta, sujud syukur di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2018).

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Direktur PT Transjakarta Budi Kaliwono, dan jajaran staf pemerintahan serta petugas Transjakarta, sujud syukur di Balairung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2018). 

Gubernur dan Wakil Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sujud syukur bersama para pegawai PT Transjakarta. 

Sujud syukur tersebut dalam rangka tercapaianya target penumpang Transjakarta yang mencapai 522 ribu penumpang per hari-nya. 

Anies menyampaikan kegembiraannya terkait pencapaian tersebut dan berharap pelayanan Transjakarta terus dapat ditingkatkan. 

"Pasti mengalami hectic, cobaan tetap ada tapi tetap tersenyum di kala lelah," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2018). 

Anies mengatakan ide sujud syukur tersebut merupakan usulan wakilnya, Sandiaga Uno. 


"Ini usulan saya, mudah-mudahan semakin berkah," ujar Sandi. 

Tak lama berselang bersama karyawan Transjakarta, Anies-Sandi melakukan sujud syukur dibarengi dengan lantunan doa. 

Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Anies dan Sandiaga lalu diberikan ke Direktur PT TransJakarta, Budi Kaliwono dan karyawan terpilih TransJakarta. 

Di tempat yang sama Direktur PT TransJakarta, Budi Kaliwono, menyampaikan pihaknya kini menargetkan 1 juta penumpang pada November 2018 mendatang. 

"Kalau sampai 1 juta tercapai, semua hadir dibotakin kita pernah lakukan saat mencapai 10 Juta di tahun 2016 lalu," ujar Budi.

Diganti Agung Wicaksono

Mantan Direktur Operasi dan Maintenance PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Agung Wicaksono kini resmi menjabat Direktur Utama PT Transjakarta menggantikan Budi Kaliwono.


Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) Provinsi DKI Jakarta, Yurianto, mengatakan penggantian pengurus PT Transjakarta untuk penyegaran direksi agar BUMD dapat melayani masyarakat lebih efektif dan efisien.


"Dalam RUPS LB kali ini untuk PT Transportasi Jakarta dilakukan pemberhentian, penggantian dan pengisian pengurus Perseroan baru," ujar Yurianto, Senin (29/10/2018).

Yurianto berharap pergantian ini bisa membuat sinergi yang lebih baik dalam pengintegrasian antar moda berbasis jalan dan berbasis rel.

Selain itu untuk memperkuat sinergi antar BUMD dan menciptakan motivasi para pegawai agar memiliki kinerja lebih baik lagi ke depan.

“Saya berterima kasih kepada pak Budi Kaliwono dalam mengelola PT Transjakarta dari 2016 sampai dengan sekarang. Sehingga, transportasi di Jakarta semakin baik dan terintegrasi," katanya.

"Untuk direksi yang baru, saya harapkan dapat menyelesaikan pekerjaan rumah (PR), seperti pembinaan pegawai dan pengelolaan asset,” tambah Yurianto.

Ia pun berpesan kepada Agung agar PT Transjakarta bisa mewujudkan transportasi yang aman, nyaman serta terjangkau.

Dengan begitu, masyarakat Jakarta dapat melakukan perjalanan secara tepat waktu dan dapat mendukung peningkatan perekonomian Jakarta.

"Selain itu PT Transportasi Jakarta juga dapat melaksanakan penugasan-penugasan yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017 – 2022," kata Yurianto.

Sementara jabatan Agung di PT MRT Jakarta kini digantikan oleh Muhammad Effendi.


"Penyegaran Direksi pada PT MRT Jakarta guna melengkapi pengurus yang sudah ada agar dapat segera menyiapkan diri dalam rangka mengoperasionalkan MRT tepat pada waktunya," kata Yurianto. (KOMPAS.COM/TRIBUNJAKARTA.COM/WARTAKOTA)



Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Diangkat Ahok Dicopot Anies, Pria Ini Sukses Bawa Transjakarta Capai Target 500 Ribu Penumpang, 




from Berita Heboh https://ift.tt/2Q8BOKK
via IFTTT
Share:

Arsip Blog

Definition List

Unordered List

Support