Thursday, November 22, 2018

Hercules Ditahan, Ini Rekam Jejaknya Mulai Bersama Prabowo Sampai Ikut Aksi 212 Demo Ahok


Beritaterheboh.com - Polisi menahan Hercules Rosario Marshal tersangka dalam kasus pendudukan lahan ruko milik PT Nila Alam di Kalideres, Jakarta Barat.

"Iya jadi kemarin kita sudah tetapkan saudara Hercules sebagai tersangka dan hari ini kami tahan terhadap yang bersangkutan," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Edy Suranta Sitepu kepada wartawan di Polres Jakbar, Kamis (22/11/2018).


Polisi dalam kasus ini juga menggeledah kediaman Hecules di Kembangan pada Rabu (21/11). Dari penggeledahan, polisi menyita surat kuasa lapangan dari HM kepada Hercules. Saat ini HM juga diperiksa polisi.



"(HM) Masih diperiksa secara intensif dan nanti akan kami tentukan apakah yang bersangkutan ini bisa ditingkatkan statusnya. Tapi sampai saat ini masih pemeriksaan. Berdasarkan pemeriksaan saksi saksi, memang yang bersangkutan ini hadir pada saat Hercules beserta anggotanya masuk ke dalam lingkungan PT Nila," sambung Edy.


Hercules ditangkap di kediamannya di kompleks Kebon Jeruk Indah, Kembangan, Jakbar, tanpa perlawanan. Penangkapan dilakukan setelah polisi melakukan penyidikan kasus pendudukan lahan di Kalideres dengan menetapkan 23 orang preman sebagai tersangka.


"Kasusnya itu terkait dengan penyerangan kompleks ruko di Kalideres, PT Nila, oleh 60 orang preman dipimpin langsung oleh Hercules. Jadi dia melakukan penyerangan, kemudian mengambil alih kantor pemasaran, kemudian menguasai lahan secara tidak sah. Kemudian ada juga beberapa ruko pun disewakan. Terhadap pemilik ruko juga dimintai uang setiap bulannya oleh kelompok Hercules ini," kata Kapolres Jakbar Kombes Hengki Haryadi, Rabu (21/11).



Sepak Terjang Hercules di Belantara Premanisme


 Siapa yang tidak kenal Hercules? Saat nama itu disebut lantas saja terpikir premanisme. Diakui atau tidak nama Hercules tidak lepas aksi premanisme di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya. Sosok satu ini memang kerap diidentikkan sebagai ikon premanisme di Jakarta.

Namun Hercules Rosario Marshal, pada awalnya merupakan tenaga bantuan operasi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Timor Timur (saat ini Timor Leste) pada 1975. Namun, Hercules mengalami kecelakaan helikopter saat mengirim logistik. Sehingga tangan kanannya putus dan harus menjalani operasi.
Ia pun diterbangkan ke RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.  Di Jakarta, Hercules baru menjadi preman sekitar tahun 1987 ketika masuk ke Tanah Abang. Hingga kini Hercules kerap diidentikkan dengan premanisme di Jakarta.

Kumparan.com melaporkan, teranyar Hercules Rosario Marshal, ditangkap Polres Metro Jakarta Barat di kediamannya, Kompleks Kebon Jeruk Indah, Blok E 12 A, Kembangan, Jakarta Barat pada Rabu (21/11/2018). Ia ditangkap karena diduga terlibat dalam penguasaan lahan di Kalideres, Jakarta Barat.

Tak membutuhkkan waktu lama bagi polisi untuk menetapkan Hercules sebagai tersangka kasus penyerangan PT Nila, Kalideres, Jakbar. Ia pun disangkakan Pasal 170 KUHP dan Pasal 335 KUHP dengan ancaman 7 tahun penjara.

Penangkapan itu menambah daftar hitam Hercules dalam kasus premanisme di Jakarta. Sebab pria berdarah Timor Leste ini sudah beberapa kali terlibat kasus kriminal mulai dari penyerangan terhadap aparat hingga pencucian uang. Namun bolak-balik merasakan dinginnya jeruji besi itu tak membuatnya jera.

Berikut sejarah premanisme yang melibatkan Hercules Rosario:

1. Kasus Penyerangan Kantor Media Massa

Hercules yang merupakan ikon premanisme di Ibu Kota itu menjadi pemberitaan media massa harian Indo Pos. Pemberitaan yang terbit pada 19 Desember 2005 itu menuliskan sebuah berita dengan judul Reformasi Preman Tanah Abang: Hercules Kini Jadi Santun. Dalam berita itu Hercules disebut mengais rezeki di Tanah Abang.

Tak terima dengan pemberitaan itu, sehari setelah penerbitannya, kelompok Hercules yang berjumlah sekitar 15 orang menggeruduk kantor IndoPos yang berada di Gedung Graha Pena, Jakarta Selatan. Kelompok Hercules mencari penulis berita tersebut, Deri Arihianto.

Namun Deri tidak berada di tempat, selanjutnya anak buah Hercules memukuli beberapa rekan Deri, setidaknya ada 5 orang wartawan yang terluka saat itu. Akibat penyerbuan itu, pada Mei 2006, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 2 bulan penjara.

2. Serang Polisi Saat Apel Siaga

Kasus ini terjadi pada Maret tahun 2013. Saat itu Hercules ditangkap karena bersama anak buahnya melakukan penyerangan terhadap sejumlah aparat Polres Jakarta Barat yang tengah melakukan apel siaga di Ruko Tjakra Multi Strategi, Kebon Jeruk Indah II, Jakarta Barat.

Apel rutin yang bertujuan untuk penanggulangan premanisme itu diikuti oleh sekitar 50 anggota Polres Jakbar dan dipimpin Kasat Reskrim Polres Jakbar saat itu AKBP Hengki Haryadi. Namun baru sekitar 20 menit memberi pengarahan, Hercules bersama sekitar 40 anak buahnya datang dan meminta aparat membubarkan diri.

Terjadi adu mulut saat itu dan sebagian anak buah Hercules melakukan pelemparan ke kaca-kaca ruko. Tak hanya itu, beberapa anak buah Hercules juga mengeluarkan senjata tajam. Petugas pun mengeluarkan tembakan peringatan. Malam harinya, petugas menangkap Hercules beserta anak buahnya yang berjumlah sekitar 50 orang.

3. Kasus Pemerasan dan Pencucian Uang

Kabar bahagia menghinggapi Hercules pada Agustus 2013. Saat itu ia sejatinya akan bebas akibat kasus penyerangan aparat, namun hal itu urung terjadi. Polres Jakarta Barat kembali menetapkan Hercules sebagai tersangka dalam kasus pemerasan dan pencucian uang.

Hercules disangka melakukan pemerasan dan pencucian uang sepanjang 2006-2013. Dalam kasus ini, Hercules divonis tiga tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

4. Kasus Penyerangan dan Pendudukan Lahan

Terbaru, Hercules ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyerangan PT Nila, Kalideres, Jakbar. Ia dikenakan dua pasal yakni Pasal 170 dan Pasal 335 KUHP. Hercules dianggap telah merampas hak orang lain dengan kekerasan dan perlakuan yang tidak menyenangkan.“Kita masih memeriksa. Ancaman penjara sekitar 7 tahun,” ucap Hengki Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi.

Penetapan Hercules sebagai tersangka itu tak lepas dari penangkapan 23 orang pria di Jalan Bulak, Kalideres, Jakarta Barat beberapa waktu lalu. Polisi menyebut sebanyak 23 pria itu adalah sekelompok preman yang menguasai lahan berasal dari geng Hercules.

Bahkan nama Hercules pun santer dibicarakan saat Pilkada DKI 2017 karena berseteru dengan Iwan Bopeng. Tentu saja,. Hercules adalah alumni 212 yang juga bos preman Tanah Abang

. .
. .
. .



Hercules Punya Jasa kepada Kopassus

Pengakuan Hercules, dirinya masuk ke Jakarta sekitar tahun 1987. Awalnya Hercules berkecimpung di Hankam Seroja yang menampung dan memberdayakan penyandang cacat seperti dirinya yang mendapat luka cacat dalam Operasi Seroja di Timor-timur.

Di Hankam Seroja, ia mendapatkan pelatihan keterampilan. “Saat itu saya sudah main ke Tanah Abang dan setelah selesai di Hankam, saya ke Tanah Abang lagi. Saya merebut daerah hitam dan di situ pertarungan sengit. Hampir tiap malam ada orang mati,” kata Hercules.

Bersama teman-temannya dari Timor Timur, Hercules mulai membangun daerah kekuasannya di Tanah Abang. Dari kelompok kecil, hingga Hercules membawahi sekitar 17.000 orang ‘pasukannya’ yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.

Dan dari situlah perjalanan hidupnya menjadi Hercules yang di kenal sampai sekarang, ia jalani. Hidup di Jakarta tepatnya di daerah Tanah Abang yang terkenal dengan daerah ‘Lembah Hitam’, seperti diungkapkan Hercules daerah itu disebutnya sebagai daerah yang tak bertuan, bahkan setiap malamnya kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antar preman.

Hampir setiap malam pertarungan demi pertarungan harus dia hadapi. “Waktu itu saya masih tidur di kolong-kolong jembatan. Tidur ngak bisa tenang. Pedang selalu menempel di badan. Mandi juga selalu bawa pedang. Sebab setiap saat musuh bisa menyerang,” ungkapnya

Nama Hercules Rozario Marshall memiliki tempat istimewa bagi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Mengutip dari wawancara yang dilakukan detik.com pada 2012 silam, Hercules mengatakan merasa dekat secara emosional dengan Prabowo terkait Operasi Seroja di Timor Timur. Operasi Seroja untuk menarik Timor Timur ke dalam bagian Indonesia itu berlangsung lebih dari delapan bulan (Desember 1975-Juli 1976).

Dalam operasi militer di Timor itu, Prabowo yang masih berusia 26 bertugas sebagai Komandan Pleton Grup I Para Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).

Namun, tidak hanya kepada Prabowo saja, Hercules pun mengaku dekat dengan orang-orang yang sama-sama berjuang di Timor Timur.



from Berita Heboh https://ift.tt/2Kpxip6
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment

Definition List

Unordered List

Support